Untuk Mengetahui Sebuah Gempa Menghasilkan Tsunami Atau Tidak
Kemarin saya sempat kalang kabut
di Yogyakarta begitu mendengar kabar bahwa di Aceh terjadi gempa bumi.
Bagaimana tidak, gempanya ga tanggung-tanggung, 8.9 SR. Skala ini
kemudian dimutakhirkan menjadi 8.5 SR. Saya langsung berpikir bahwa
Banda Aceh akan porak-poranda lagi diterjang Tsunami.
Kalau keluarga sih tidak apa-apa karena
kampung kami di Aceh Utara dan letaknya pun lumayan jauh dari bibir
pantai. Justru yang jadi masalah adalah calon istri saya sedang di Banda
Aceh. Panik, soalnya ditelepon juga tidak bisa masuk. Jaringan
komunikasi sulit sekali ketika gempa kemarin. Akhirnya pasrah saja lah
dan berserah diri kepada Allah SWT.
Satu yang membuat saya agak sedikit lega
adalah masih adanya siaran langsung oleh sebuah TV swasta yang
melaporkan langsung kejadian di Banda Aceh. Ini membuktikan kondisi
tidak begitu parah. Berbeda dengan yang terjadi pada tahun 2004, semua
akses informasi terputus total untuk Banda Aceh.
Tidak tahu, apakah saya termasuk seorang
yang beruntung. Beberapa gempa besar yang terjadi di Aceh justru saya
sedang berada di Yogyakarta. Sebaliknya ketika gempa 2006 yang
meluluhlantakkan sebagian kota Yogyakarta saya justru baru aja pulang ke
Aceh. Gempa di Aceh kemarin juga terhindar lagi karena saya sedang
kuliah di Yogyakarta.
Cuma satu yang menjadi pertanyaan saya,
dengan gempa yang begitu besar kenapa tidak terjadi Tsunami ya…?. ya
Alhamdulillah sih tidak terjadi. Padahal parameter untuk terjadinya
Tsunami seperti: Posisi di laut, kedalaman dan magnitud gempanya sudah
cukup untuk membuat Tsunami.
Ternyata baru tahu setelah membuka
fesbuknya Kang Daryono Sutopawiro, beliau adalah teman saya di BMKG.
Beliau sudah sejak awal sudah yakin bahwa Tsunami tidak akan terjadi.
Parameter yang sangat penting untuk sebuah gempa apakah menghasilkan
Tsunami atau tidak adalah jenis geseran patahan yang terjadi (slip).
Untuk gempa kemarin di Aceh geseran yang terjadi adalah strike slip.
Pada jenis geseran ini lempengan hanya bergerak dalam arah horizontal
sehingga tidak mengusik kolom air laut. Artinya air laut tidak
terganggu. Sehingga Tsunami tidak terjadi. ya walaupun terjadi itu cuma
sedikit.
(Sumber: Dari Fesbuk Kang Daryono Sutopawiro. “Kang saya ambil gambarnya ya.:-)”)
Terus geseran yang bagaimana yang dapat
menghasilkan Tsunami ya?. Dengan mudah kita akan memahami bahwa jika
geseran yang terjadi adalah dalam arah vertikal. Itu sudah pasti akan
membuat air laut tersentak. Sehingga Tsunamipun akan terjadi.
Salah satu geseran yang mengakibatkan Tsunami adalah Reverse Slip. Dimana
salah satu lempengan mengalami penunjaman. Kolom air laut akan
tersentak keatas dan turun lagi karena grafivasi dan menerjang daerah
pantai dengan efek gaya inersianya (kelembaman).
Gaya inersia itu arti gampangnya adalah
gaya yang terjadi pada benda yang sedang bergerak, di mana benda akan
bergerak terus walaupun tidak ada yang mendorongnya. Seperti sepeda
motor sedang berjalan walaupun mesin dimatikan motor akan tetap
bergerak.
(Sumber: Idem)
Sebenarnya ada beberapa jenis geseran yang terjadi pada gempa bumi selain dua itu. Jenis
geseran pada peta gempa akan dijelaskan dengan menggunakan simbol
seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Simbolnya yang di tengah.
(sumber: http://earthquake.usgs.gov)
Dari gambar di atas terlihat bahwa dari empat jenis geseran hanya strike slip yang tidak berpotensi Tsunami. Tiga jenis geseran yang lain seperti: Oblique, Reverse, dan Normal Slip sama-sama akan mempengaruhi kolom air laut.
Kita bisa merujuk ke http://earthquake.usgs.gov/earthquakes untuk
mengetahui jenis geseran yang terjadi pada sebuah gempa. Biasanya
informasi langsung aptudeit. Di situ nanti akan dilaporkan berupa:
magnitud, lokasi, kedalaman, dan jenis geseran (Slip) gempa.
Untuk gempa kemarin yang terjadi di Aceh USGS melaporkan sebagaimana terlihat seperti gambar di bawah:
(Sumber: http://earthquake.usgs.gov/earthquakes)
Dari gambar di atas terlihat bahwa simbol yang diberikan adalah strike slip (geseran horizontal). Sehingga aman dari Tsunami.
Alhamdulillah. Aceh terhindar dari
Tsunami kali ini. Tingkatkan Ibadah kita. Mungkin gempa kali ini adalah
sebuah peringatan bagi kita agar tidak lupa pada kuasa Allah SWT pada
tahun 2006. Karena saya dengar kabar sekarang di Banda Aceh sudah mulai
ada maksiat lagi. Waspadalah…waspadalah…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar