Usia alam semesta lebih tua dari perkiraan
Jumat, 22 Maret 2013 13:45 WIB | 5115 Views
Peta yang menunjukkan cahaya tertua alam
semesta yang dideteksi misi Planck. Cahaya kuno yang disebut latar
gelombang mikro kosmik tercetak di langit ketika alam semesta berusia
370.000 tahun. (ESA and the Planck Collaboration)
Peta Planck tidak hanya mengungkap alam semesta yang lebih muda...
Berita Terkait
Jakarta
(ANTARA News) - Observasi lebih dekat pada radiasi yang tersisa dari
proses penciptaan alam semesta memberikan petunjuk kepada para peneliti
bahwa ledakan besar atau Big Bang terjadi sekitar 13,8 miliar tahun
lalu, 100 juta tahun lebih awal dari perkiraan sebelumnya.
Menurut
laporan Reuters, kesimpulan itu diperoleh berdasarkan hasil analisis
data pertama yang dikumpulkan oleh pesawat luar angkasa Planck milik
Badan Antariksa Eropa (European Space Agency/ESA), yang memberikan penampakan detil bekas radiasi gelombang mikro yang menembus alam semesta.
Radiasi
yang tertinggal ini pertama kali dideteksi tahun 1964 dan kemudian
dipetakan oleh dua pesawat antariksa Badan Antariksa Amerika Serikat
(NASA) yakni COBE yang diluncurkan pada 1989 dan WMAP yang meluncur dua
tahun kemudian.
Dengan sensitivitas yang lebih besar, Planck
mengambil data rinci tentang variasi suhu yang sangat kecil dengan latar
belakang yang kemudian disebut gelombang mikro kosmik.
Fluktuasi,
yang berbeda hanya sekitar satu per seratus juta derajat, ternyata
berhubungan dengan kawasan ruang yang lebih padat, tempat yang
selanjutnya menjadi ruang bagi bintang-bintang dan galaksi yang memenuhi
alam semesta.
"Variasi dari tempat ke tempat dalam peta yang
dibuat Planc memberitahu kita hal baru tentang apa yang terjadi 10
nano-nano-nano-nano detik setelah Big Bang ketika alam semesta
berkembang 100 triliun triliun kali," kata Charles Lawrence, ilmuwan
dari proyek Planck dan Laboratorium Propulsi Jet NASA.
"Kami bisa melihat pengaruh halus tarikan gravitasi dari hampir semua hal di alam semesta," katanya.
Secara keseluruhan, data yang baru sesuai dengan pemodelan yang ada
tentang bagaimana alam semesta berevolusi, tapi juga membawa teka-teki
baru.
Dibandingkan dengan pengukuran terbaik sebelumnya, alam semesta sedikit
lebih tua, dan secara mengejutkan berkembang lebih lambat dari standar
yang sebelumnya diterima.
"Peta Planck
tidak hanya mengungkap alam semesta yang lebih muda, tapi juga materi
yang lain, termasuk materi gelap di alam semesta," kata Lawrence di
laman resmi NASA.
Data Planck menunjukkan bahwa materi biasa--benda-benda yang
membentuk bintang, galaksi, planet dan semua yang terlihat-- hanya 4,9 persen dari alam semesta.
Materi gelap, substansi tak terlihat yang dideteksi
dari efek gravitasinya, meliputi 26,8 persen dari alam semesta,
hampir seperlima lebih dari estimasi sebelumnya.
Selebihnya alam semesta adalah energi gelap, kekuatan misterius yang menentang gravitasi dan bertanggungjawab terhadap
laju percepatan perluasan alam semesta.
Data yang dihasilkan Planck selama 15,5 bulan pertama mengorbit
menunjukkan energi gelap meliputi 69 persen alam semesta, sedikit lebih
kecil dari perkiraan sebelumnya.
Penerjemah: Maryati
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © 2013
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar